Dimohon untuk menyertakan link jika menggandakan artikel yang ada pada blog ini. Terima kasih!

Tuesday 6 March 2012

5 unsur alam, antara kepercayaan Jawa dan Cina

Makna Unsur

Unsur semesta
Didalam kepercayaan Jawa purba, ada lima unsur alam yang pada saat ini dianggapnya sesuatu yang mistis. Padahal, kesemuanya itu tidaklah lebih dari sekedar perenungan orang bijak zaman dulu.

Pada awalnya, masyarakat Jawa mengenal 5 kekuatan alam;
Gunung/Kawah
Matahari/Api
Laut/Sungai/Air
Batu/Tanah
Pohon/Kayu

Kemudian masuklah agama Hindu dari India dan menyederhanakan 5 kekuatan alam tersebut menjadi 5 warna dan memberikannya nilai yang lazim dikenal oleh orang zaman sekarang sebagai Naptu;
Gunung/Kawah menjadi Pethak'an/Putih dan memiliki nilai 5
Matahari/Api menjadi Abrit'an/Merah dan memiliki nilai 9
Laut/Sungai/Air menjadi Jene'an/Kuning dan memiliki nilai 7
Batu/Tanah menjadi Cemeng'an/Hitam dan memiliki nilai 4
Pohon/Kayu yang menjadi Kasih/Hijau dan memiliki nilai 8

Kemudian, ketika Hindu mengalami pergolakan, maka lahirlah agama Budha dan masuklah agama Budha ke Jawa melalui China, dan meleburkan ajarannya yang sudah ada menjadi 5 jenis rasa dan benda unsur alam yang lebih sederhana;

Makna Unsur
 
Unsur Semesta
Dalam kepercayaan jawa, ada lima unsur alam yang saat ini dianggapnya mistis. Padahal, kesemuanya itu tidaklah lebih dari sekedar perenungan orang bijak zaman dulu.

Pada awalnya, masyarakat Jawa mengenal 5 unsur alam;
Kawah/Gunung
Api/Matahari
Air/Sungai/Laut
Tanah/Batu
Kayu/Pohon

Kemudian masuklah agama Hindu dan menyederhanakan kelima unsur alam tersebut menjadi warna dan memberikannya nilai yang lazim dikenal sebagai Naptu;
Kawah/Gunung = Pethak'an/Putih yang bernilai 5
Api/Matahari = Abrit'an/Merah yang bernilai 9
Air/Sungai/Laut = Jene'an/Kuning yang bernilai 7
Tanah/Batu = Cemeng'an/Hitam yang bernilai 4
Kayu/Pohon = Kasih/Hijau yang bernilai 8

Kemudian, ketika Hindu mengalami pergolakan, maka lahirlah agama Budha masuklah agama Budha ke Jawa melalui China, dan meleburkan ajarannya yang sudah ada menjadi 5 jenis rasa dan benda unsur alam yang lebih sederhana;
Pethak'an = Sesuatu yang patuh dan berubah berganti menjadi Pedas/Logam
Abrit'an = Sesuatu yang berkobar dan mencari tempat yang tinggi berganti menjadi Pahit/Api
Jene'an = Sesuatu yang basah dan mencari tempat yang rendah berganti menjadi garam yang Asin/Air
Cemeng'an = Sesuatu yang menyemaikan benih dan menjadi tempat berkumpul berganti menjadi Manis/Tanah
Kasih = Sesuatu yang bengkok dan lurus berganti menjadi Asam/Kayu




Logam membendung Air, tapi memotong Kayu;
Air menumbuhkan Kayu, tapi memadamkan Api;
Kayu yang digesek mendatangkan Api; tapi menginjak Tanah;
Api padam berganti menjadi Tanah; tapi melelehkan Logam
Tanah menyimpan kandungan Logam, tapi menyerap Air.








Lalu masuklah seorang tokoh muslim ke tanah Jawa dan merubah nama-nama unsur tersebut menjadi;
Pethak'an/Logam menjadi Legi
Abrit'an/Api menjadi Pahing
Jene'an/Air menjadi Pon
Cemeng'an/Tanah menjadi Wage
Kasih/Kayu menjadi Kliwon

Lalu, seiring perkembangan zaman, pengaruh "filsafat" barat (via penjajahan Belanda) "merubah" kepercayaan 5 unsur Jawa menjadi 4 unsur modern menjadi:
Legi = Udara
Pahing = Api
Pon = Air
Wage = Tanah
Kliwon = Roh/Jiwa/Nyawa

Penerapan Unsur
Penggunaan unsur inipun berbeda satu sama lain yakni antara Jawa dan Cina, seperti jika dalam kepercayaan Jawa, kelima unsur itu terletak untuk menemani 7 hari dalam seminggu seperti:
Budho (Rabu) = Budho Pethakan (Rabu Legi), Budho Abritan (Rabu Pahing), dst.
Respati (Kamis) = Respati Abritan (Kamis Paing), Respati Jenean (Kamis Pon), dst
Sukro (Jum'at) = Sukro Jenean (Jum'at Pon), Sukro Cemengan (Jum'at Wage), dst
Tumpak (Sabtu) = Tumpak Cemengan (Sabtu Wage), Tumpak Kasih (Sabtu Kliwon), dst
Radhite (Ahad/Akad) = Radhite Kasih (Ahad/Akad Kliwon), Radhite Pethakan (Akad Legi), dst
Soma (Senin) = Soma Pethakan (Senin Legi), Soma Abritan (Senin Pahing), dst
Anggoro (Selasa) = Anggoro Abritan (Selasa Pahing), Anggoro Jenean (Selasa Pon), dst.

Namun dalam kepercayaan Cina, penempatan unsur itu untuk menemani tahun yang terletak dibelakang nama tahun. Sehingga perhitungannya pun berdasarkan dua angka akhir tahun. seperti:
Logam (jika angka terakhir tahunnya 0 & 1). Contoh: Tahun Masehi 2009 dan 2010 berdasarkan tahun Imlek adalah tahun 2560 dan 2561 berarti itu adalah tahun Kerbau Logam dan Macan Logam,
Air (jika angka terakhir tahunnya 2 & 3). Contoh: Tahun Masehi 2011 dan 2012 berdasarkan tahun Imlek adalah tahun 2562 dan 2563 berarti itu adalah tahun Kelinci Air dan Naga Air,
Kayu (jika angka terakhir tahunnya 4 & 5). Contoh: Tahun Masehi 2013 dan 2014 berdasarkan tahun Imlek adalah tahun 2564 dan 2565 berarti itu adalah tahun Ular Kayu dan Kuda Kayu,
Api (jika angka terakhir tahunnya 6 & 7). Contoh: Tahun Masehi 2015 dan 2016 berdasarkan tahun Imlek adalah tahun 2566 dan 2567 berarti itu adalah tahun Kambing Api dan Monyet Api,
Tanah (jika angka terakhir tahunnya 8 & 9). Contoh: Tahun Masehi 2017 dan 2018 berdasarkan tahun Imlek adalah tahun 2568 dan 2569 berarti itu adalah tahun Ayam Tanah dan Anjing Tanah,



Contoh:
Tahun apakah pada tahun masehi 1985?
1. Lihat pada pojok kiri atas, ada tulisan 19.../20...; nah... pada barisan atas adalah barisan tahun 1900-an.
2. Tarik garis lurus warna perak angka 8 menuju angka 5 yang berwarna hijau. maka akan ditemukan 2/6.
3. Angka 2 adalah menunjukkan shio Kerbau, dan karena pada tahun 1985 bertepatan dengan tahun Imlek 2536, sedangkan pada tahun tersebut, akhir tahunnya menunjukkan angka 6, maka unsur tahun tersebut adalah Kayu,

Adapun urutan Shio adalah sebagai berikut:
  1. Tikus
  2. Kerbau
  3. Macan/Harimau
  4. Kelinci/Kucing
  5. Naga
  6. Ular
  7. Kuda
  8. Kambing
  9. Monyet/Kera
  10. Ayam
  11. Anjing
  12. Babi
Unsur dan kesesuaian dalam diri manusia.
Logam (Cina)/Air (Jawa): Usus besar dan paru-paru. Dalam emosi, ia adalah duka cita dan tangis dalam suara. Dalam wajah, ia adalah telinga. Dan dalam tubuh, dia adalah tulang.
Air (Cina)/Logam (Jawa): Lambung dan empedu. Dalam emosi, ia adalah bertafakur dan nyanyian dalam suara. Dalam wajah, ia adalah mulut. Dan dalam tubuh, ia adalah urat.
Kayu (Cina)/Kayu (Jawa): Urat liver dan liver. Dalam emosi, dia adalah marah dan teriakan dalam suara. Dalam wajah, ia adalah mata. Dan dalam tubuh, ia adalah urat daging.
Api (Cina)/Tanah (Jawa): Usus besar dan paru-paru. Dalam emosi, dia adalah dukacita dan tangis dalam suara. Dalam wajah, ia adalah hidung. dan Dalam tubuh, ia adalah kulit.
Tanah (Cina)/Api (Jawa): Usus halus dan jantung. Dalam emosi, dia adalah kebencian dan tawa dalam suara. Dalam wajah dia adalah lidah. Dan dalam tubuh, ia adalah penciuman.

Wallaahu a'lamu bis-showaabu